Orang bilang, membaca
adalah jembatannya ilmu, ada juga yang mengatakan bahwa dengan kita membaca,
kita bisa mengetahui dunia dan masih banyak lagi. Dua pernyataan di atas memang
benar.
Akan tetapi, membaca
sekarang telah menjadi sebuah problem yang sangat serius yang sedang dihadapi
oleh negeri ini. Problem itu sekarang mulai mengakar dan mengurat nadi di
kebanyakan pelajar, baik pelajar yang belajar dibangku formal maupun di bangku
non formal, baik yang sudah tua maupun yang masih muda, hingga problem ini
merembet ke berbagai pelosok pesantren. Penyakit menurunnya minat membaca ini
sedang membabi buta melanda negeri ini. Oleh karenanya, sekarang kita krisis
SDM yang benar-benar bisa membaca situasi agar negara ini bisa maju, memberikan
solusi dengan berkat kejeniusannya. Sedangkan, negeri kita ini yakni nusantara
ini membutuhkan orang-orang yang mempunyai intlektual yang mumpuni untuk membawa
negeri ini ke jenjang hidup sejahtera.
Bukankah sudah jelas
bahwa ayat yang turun pertama kali kepada nabi muhammad adalah Surat Al-‘Alaq
yang artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(QS.
Al ‘Alaq :1-5)
Pada ayat diatas sudah sangat jelas sekali, bahkan tidak ada yang
ditutup-tutupi, bahwa ayat tersebut mengindikasikan, bahwa membaca sangatlah penting.
Saya katakan sangat penting, karena sighat yang digunakan pada ayat
tersebut adalah sighat fi’il ‘Amr. dimana sighat fi’il Amr itu
biasanya digunakan pada hal-hal fundamental. Saya tidak mengatakan kalau
membaca hukumnya wajib. Saya lebih condong, bahwa ayat atau surah tersebut
mengingatkan akan pentingnya membaca. Mengingat begitu pentingnya membaca sehingga
Allah selipkan prihal membaca ini didalam al-quran.
Jadi, secara ekplisit Allah telah mengisyaratkan kepada kita sebagai
umat muslim lewat salah surahnya, dan mengisyaratkan pula kepada orang di luar
muslim agar membudayakan hidup membaca, baik membaca pelajaran, kondisi ataupun
situasi sesuatu.
Tema di atas memang menarik untuk kita bahas. Karena menurunnya
performa membaca, dalam ruang nyata, memang benar-benar terjadi. Kita sebagai
pelajar telah terjangkit yang namanya penyakit acuh-tak acuh dalam pelajaran. Banyak
dari kita yang membaca, namun, juga banyak yang hanya merasakan capeknya. Dia membaca
sepintas selesai, sepintas kemudian bacaannya hilang dari ingatannya. Dan ini
yang sekarang terjadi. Entah apa yang penyebabnya, kebanyakan orang masih
kebingungan dan susah untuk dicarikan penawarnya. maka, telah jelas bahwa manusia
zaman sekarang kehilangan kefokusan dalam mengatasi problem, kewajiban, dan
lain-lain. Akibatnya, apa yang telah ia jalani tak ubahnya angin lalu
sumber tulisan: www.bulletin-alhimmah.blogspotn.com