Sejarah Inflasi
Inflasi (turunnya nilai mata uang; kecenderungan naiknya harga secara umum)
telah terjadi sejak dahulu. Kerajaan Byzantium telah mengalami inflasi karena
berusaha mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya dengan menekan impor dan
mendorong ekspor sebanyak-banyaknya. Hal ini juga yang terjadi di Eropa dengan
kebijakan Merkantilisme dan penjajahan yang mengagungkan gold (selain glory
dan gospel). Bahkan pada saat zama Islam mengalami masa keemasan, di
Irak sebagai pusat pemerintahan pun mengalami inflasi.
Eropa pada abad pertengahan bahkan sering mengalami inflasi karena banyak
sebab yang kompleks, seperti penurunan produksi, pertanian, pajak yang
berlebihan, kenaikan tekanan penduduk, manipulasi pasar, high labor cost,
pengangguran, kemewahan yang berlebihan, perang berkepanjangan, embargo, dan
pemogokan pekerja.
Menurut Adiwarman dalam buku Ekonomi Makro-nya, disebutkan bahwa inflasi
terjadi di manapun, terhadap mata uang apapun (termasuk emas), dan pada periode
kapanpun. Namun demikian, menurut para ekonom, inflasi yang wajar dan moderat
adalah lebih baik daripada deflasi. Inflasi yang moderat ini adalah inflasi yang
rendah, yaitu antara 0-4 persen, ada juga yang membatasinya dengan inflasi satu
digit.
Dampak negatif inflasi menurut para ekonom muslim adalah:
- menimbulkan
gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan (nilai
simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi unit penghitungan
- melemahkan
sikap menabung dan mendorong meningkatkan konsumsi belanja, khususnya
untuk produk non-primer
- mengarahkan
investasi kepada non-produktif, seperti tanah/ bangunan, logam mulia, dan
mata uang asing
- menyebabkan
masalah-masalah akuntansi, seperti: apakah penilaian aktiva dinilai dengan
harga/biaya historis atau aktual?;
pemeliharaan modal riil dengan melakukan isolasi keuntungan inflasioner;
dibutuhkannya koreksi dan rekonsiliasi operasi (indek) unutk mendapatkan
kebutuhan perbandingan waktu dan tempat.
Teori Inflasi Islam
Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad bin Ali Al Maqrizi (1364-1441 M), yang
merupakan salah satu murid Ibnu Khaldun, menggolongkan inflasi menjadi dua:
- inflasi
karena berkurangnya persediaan barang dibandingkan (meningkatnya)
kebutuhan barang (natural inflation)
- inflasi
karena kesalahan manusia (human error inflation)
Analisa terhadap natural inflation ini dapat menggunakan persamaan
Irving Fisher:
MV
= PT
Di mana : M : jumlah uang
beredar
V : kecepatan
peredaran uang
P : tingkat
harga
T : jumlah
barang dan jasa yang diperdagangkan
Natural inflation ini dapat diartikan sebagai berikut:
- gangguan
terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi (T terganggu), sedang M
dan V tetap
- naiknya
daya beli masyarakat secara riil, sehingga meningkatkan permintaan
terhadap barang dan jasa, sehingga meningkatkan peredaran uang (V
meningkat), sedang M dan T tetap
Human Error Inflation menurut Al-Maqrizi disebabkan tiga hal:
- korupsi
dan administrasi yang buruk
korupsi akan meningkatkan harga karena
meningkatkan harga produksi melalui ’biaya siluman’ yang ditarik (oknum)
pemerintah. Dengan administrasi yang buruk yang menyebabkan korupsi akan
menciptakan kanker bagi perekonomian yang menyebabkan inflasi.
- pajak yang berlebihan (excessive
tax)
pajak yang berlebihan akan meningkatkan harga karena pajak sebagai
beban tetap bagi produksi
- Pencetakan uang dengan maksud
menarik keuntungan yang berlebihan (excessive seignorage)
Pencetakan uang yang berlebihan (yang mendorong penguasa untuk
mencetak uang yang dikuasainya, dan mengambil keuntungan) akan mendorong
peningkatan jumlah uang beredar, sehingga menimbulkan inflasi.
ADS HERE !!!