Di antara fenomena akhir zaman yang pasti akan terjadi nanti, setelah Imam Mahdi adalah munculnya Al-Masih Ad-Dajjal. Yang menjadi pertanyaan adalah siapakah Al-Masih Ad-Dajjal dan Isa Al-Masih? Abu Abdillah Al-Qurtubi, beliau menyebutkan, 23 pendapat tentang asal kata Al-Masih. Penjelasan tentang kata Al-Masih ini di ambil dari kamus mencapai 50 pendapat. Kata-kata Al-Masih atau lafad al-masih bisa bermakna baik, bisa juga bermakna buruk, bisa bermakna as-shiddiq, bisa juga bermakna ad-dholilul-kaddzab. Yang maknanya baik, adalah pada Nabi Isa Bin Maryam. Disebut Al-Masih dengan makna Ash-Shiddiq artinya yang sangat mempercayai wahyu Allah Azza Wajalla. Adapun yang bermakna buruk, terdapat pada diri al-masih ad-dajjal dengan makna ad-dholilul-kaddzab yang sesat dan pendusta. Jadi, Allah menciptakan dua makhluk yang dua-duanya diberi gelar al-masih, tapi makna kedua gelar tersebut bertolak belakang.
Adapun Al-Masih pada diri Nabi Isa a.s. maka, maknanya adalah makna yang terkandung didalam isim fa’il dari akar kata masaha. Dimana maknan lafadz masahaitu sendiri adalah mengusap atau menghapus, pelakunya atau subjeknya adalah Al-Masih, yang artinya menghapus. Dan inilah makna yang terkandung dalam diri Nabi Isa A.S. karena dengan izin-Nya dia bisa menghapus segala macam penyakit, baik yang bawaan (dari lahir) atau yang terjadi secara tiba-tiba atau penyakit yang terjadi di tengah perjalanan hidup manusia, semuanya bisa dia sembuhkan. Lebih dari itu, Nabi Isa bisa menghidupkan orang yang sudah mati dengan izin Allah SWT. Adapun al-masih pada diri dajjal la’natulLah, maka, lafadz al-masih berbentuk isim fa’il, tapi bermakna isim maf’ul atau al-masih bimakna al-mamsuh. Dan kata seperti ini bentuknya sangat banyak, dalam al-qur’an atau dalam bahasa arab bentuknya isim fa’il(subjek) tapi maknanya isim maf’ul (objek) yang dihapus. Karena, salah satu di antara dua matanya tidak ada atau terhapus (mamsuhul-‘ain). Dan contoh kata yang lain, yang maknanya sama adalah lafadz Ar-Rajim, sedangkan maknanya Marjum (yang dilaknat) dan lain-lain. Nah, Masihnya Dajjal adalah Masih yang sesat, yang dipakai untuk menebar fitnah dikalangan manusia dengan keluar-biasaan yang Allah berikan kepada dajjal. Kalau Bahasa kitanya, dajjal itu sakti mandra-guna, yang kesaktiannya tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya, sekalipun oleh para nabi. Seperti mampu menurunkan hujan, menghidupkan tanah yang gersang, menyuruh bumi untuk menumbuhkan tumbuh-tumbuhan atau tidak, menghidupkan kembali orang yang sudah mati, bahkan dia mampu berkolaborasi dengan setan. Agar setan, mengikuti perintah dajjal untuk menjelma sebagai orang yang sudah mati, kemudian dianggap hidup lagi. Dan itu keluar-biasaan yang di miliki dajjal la’natullah alaih. Di sebut Al-Masih, karena salah satu matanya dihapus alias picek sebelah dan ini penyebab pertama. Sebagian ulama menjelaskan, atau di sebut Al-Masih, karena, dia bisa mengapus atau menguasai seluruh bumi/dunia hanya dalam 40 hari. Kecuali dua tempat yang tidak dapat dia kuasai atau masuki yakni makkah dan madinah. Dua pendapat ini yang menjelaskan kenapa dajjal di sebut dengan sebutan Al-Masih. Akan tetapi pendapat pertama itu merupakan pendapat yang lebih kuat (Rojih), berdasarkan sebuah hadist yang shohih yang dirwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shohihnya bahwa Nabi Muammad s.a.w. bersabda, yang artinya : “sesungguhnya dajjal itu salah satu matanya terhapus”.
Adapun makna Ad-dajjal, berasal dari kata dajjala. Dajjala secara bahasa artinya menutup, seperti rajulu dajjalal-ba’ir (seseorang melakukan dajjal terhadap untanya), maksudnya orang itu menutupi punggung untanya dengan pelana (qotiron), atau dijelaskan lagi oleh para ulama, menutupi kekufuran dirinya dari hadapan manusia. Dan dari sanalah kata dajjal terbentuk. Didalam Lisanul-Arab di sebutkan, asal kata dajjal maknanya bercampur (kholath). Kalau dikatakan seseorang melakukan dajjal artinya dia mencampur aduk (talbis) antara haq dan bathil atau melakukan tamwih,artinya memanipulasi, menyampaikan sesuatu bukan dengan sesuatu yang sesuai dengan hakikatnya, di samarkan atau di pelintir. Dan dajjal maknanya adalah yang memanipulasi yang sangat pendusta dan sangat menipu. Dajjal merupakan bentuk kata yang di sebut dengan sebutan sighat mubalaghah. sighatmubalaghah itu, bentuk kata yang bermakna lebih atau terus-menerus. Kalau umpamanya orang yang pendusta, disebut berdustanya sekali dua kali dia di sebut kaadzib, tapi kalau kedustaanya terus menerus seolah tiada omongan tanpa dusta, maka bisa di sebut dengan sebutan kaddzab, dengan menggunakan sighat mubalaghoh. Maka orang yang hanya menipu sekali dua kali di sebut daajil, tapi jika terus menerus berdusta dan memanipulasi sehingga menjadi karakter yang melekat pada dirinya, maka disebutlah dengan sebutan dajjal (orang yang banyak melakukan kedustaan dan manipulasi) dengan wazan fa’aal. Sedangkan bentuk jamaknya adalah dajjalun. Imam Malik menjamak dengan jamak taksir yaitu dajajilah, dan kedua-duanya (dajjalun dan dajajilah) terpakai dikalangan para ulama. Imam Al-Qurtubi dalam kitab Atadzkiroh menyatakan bahwa dajjal secara bahasa mempunyai 10 makna. Akan tetapi tidak dijelaskan kesepuluh makna yang terkandung dalam diri dajjal. Adapun lafadz dajjal sekarang yang dikenal dikalangan umat islam, sudah menjadi nama bagi sebuah makhluk yang bergelar al-masih yang picek matanya dan pendusta. Oleh karena itu, bila disebut kata-kata dajjal, maka yang terbersit dalam hati manusia tertuju pada sosok makhluk yang dinyatakan oleh nabi shollaLlahu Alaihi Wasallam yang akan keluar di akhir zaman untuk menebar fitnah dan itulah sebesar-besar fitnah yang akan di alami umat manusia selama sejarah kehidupan mereka, tiada lagi fitnah besar yang terjadi pada manusia selain fitnah dajjal tersebut.
Sifat fisik dajjal
Di jelaskan di dalam banyak hadist, dajjal itu manusia biasa (anak adam). Tetapi dajjal memiliki sifat-sifat yang diterangkan dalam hadist-hadist yang shohih agar di ketahui oleh manusia dan agar manusia waspada dengan tipu daya keburukannya apabila dia muncul nanti. Ketika dia muncul orang-orang mukmin akan mengetahuinya sehingga tidaklah terpengaruh dengan tipu dayanya. Bahkan, orang-orang mukmin itu, akan mengetahui dengan pengetahuan yang yakin tentang sifat-sifat dajjal yang di beritakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. dan sifat inilah yang akan membedakan dajjal dari umumnya manusia serta tidak akan tertipu oleh dajjal kecuali orang yang jaahil atau yang telah ditetapkan kebinasaannya oleh Allah SWT.
Di antara sifat-sifat fisik dajjal adalah : Laki-laki muda, warna kulitnya merah, pendek tapi kekar, dan pendek itu karena ke kekarannya walaupun ukuran ketinggian dia lebih tinggi dari umumnya manusia maka, terlihat pendek. Selanjutnya, kedua kakinya bengkok keluar menyrupai huruf O, rambuntnya keriting dan lebat, keningnya lebar, lehenrnya lebar, mata kananya picek dan mata kirinya seperti anggur yang menonjol yang diatasnya terdapat kulit tebal sehingga menutupi mata kirinya dan di antara kedua matanya tertulis huruf kaf, fa’ dan ra’ yang terputus-putus yang dapat dibaca oleh orang muslim, baik muslim yang bisa baca tulis maupun musli yang buta huruf, dan dia tidak memiliki keturunan. Dan inilah sifat-sifat dajjal yang di jelaskan dalam banyak hadist yang shohih dimana tingkat keshohihanya mencapai tingkat mutawatir ma’nawi.