Pondok pesantren sebagai pendidikan islam mempunyai tujuan tersendiri. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh muhaimin (1990:27-28) bahwa “tujuan pendidkan secara umum dapat di klasifikasikan menjadi dua tujuan yaitu: yang pertama, tujuan khusus pondok pesantren adalah untuk mempersiapkan para santri untuk menjadi manusia yang alim dalam bidang ilmu agama yang diajarkan oleh kiyai yang bersangkutanserta mengamalkannya dalam masyarakat. Sedangkan tujuan umumnya adalah memebimbing anak didik menjadi manusia yang berkepribadian islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi muballigh islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu agama dan amalnya.
Sosok kepemimpinan dalam islam
Berangkat dari uraian di atas, termasuk kepemimpinan dalam islambukan merupakan sosok yang mempunyai jabatan, atau memiliki pengikut yang banyak, melainkan pribadi yang mempunyai dua hal mendasar sekaligus dalam dirinya, yaitu: tingkat kualitas keimanan yang mumpuni, yang kedua, berperilaku baik (akhlakul-karimah).karena dari pemimpin yang demikian ini akan muncul pesona jiwa yang memancar dari kepribadian yang mulia, sehingga dapat mendorong orang lain untuk patuh dan mengikuti segala tingkah dan titanya dengan segenap kesadaran tanpa perlu diawali dengan paksaan.
Tipologi kepemimpinan dalam islam
Pokok-pokok kepemimpinan oleh basis etika religius atau penampakan sifat-sifat tuhan ialah nuansa-nuansa prilaku sebagaimana berikut:
1. Kejujuran
Sifat ini merupakan kunci utama kesuksesan sosok pemimpin besar dalam mengemban misi. Sikap kejujuran seorang pemimpin akan melahirkan integritas dan kepribadian yang utuh baik bagi dirinya maupun dalam pandangan orang lain.
2. Tangguh dan tabah
Seorang pemimpin juga tidak kenal lelah dalam melaksanakan kegiatan kepemimpinan. Kesabaran, ketelatenan dan ketabahan telah menjadi prinsip hidup yang senantiasa mengantarkan model kepemimpinan menjadi berhasil dan tercapai yang namanya kesuksesan.
3. Semangat berkorban
Kepemimpinan adalah kepemimpinan yang diwarnai dengan jiwa altruistik, yaitu kemauan untuk menolong orang lain, kemauan untuk mengorbankan kepentingan diri sendiri demi orang lain tanpa mengharap imbalan atau tulus dan ikhlas untuk membantu orang lain tanpa prefensi apa-apa. Konsep tentang pengorbana inilah yang digambarkan oleh Allah SWT. Ketika mengisahkan kisah para sahabat nabi muhammad s.a.w..
4. Memberi formalitas
Pemimpin yang mengedepankan tindakan nyata dan substansial. Kepuasan dan kemenagan bukan ketika mendapat apresiasi, piala dan penghargaan, melainkan tatkala memberdayakan (empower), memperkuat (enable) mencerahkan (enlighten) dan membebaskan (liberate) baik secara individual maupun kelembagaan. Pada titik ini, ia meresakan kepuasan justeru tatkala memberi bukan tatkala menerima.
5. Sangat menghargai waktu
Pemimpin merupakan sosok yang sangat mengahargai waktu. Sikap menghargai waktu tampak pada seluruh peluang waktu yang dimilikinya. Dengan perhitungan yang sedemikian ketat terhadap setiap kesempatan, menjaga waktu itu sendiri dengan nilai yang tidak punya keterhinggaan. Maka tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa manfaat yang dilakukan.
6. Sebagai motivator
Dengan mengenali dirinya secara baik, pepimpin dapat membangkitkan potensi yang terdapat dalam dirinya dan potensi orang lain secara arif dan bijaksana. Sebagai pemimpin yang tampil sebagai motivator, ia dapat memikat, mendorong dan membakar semangat orang lain agar melakukan kegiatan yang dipandang baik.
7. Bersikap terbuka
Pemimpin tidak alergi dengan perubahan, bahkan perubahan yang menyentuh dirinya ia tanggapai dengan senang hati, rasa hormat dan tangan terbuka. Oleh sebab itu, ia tidak tamoil sebagai penikmat kemapanan dan kekuasaan (status qou).
8. Disiplin
Pemimpin adalah merupakan orang yang mampu dan berhasil mendisipliner diri sendiri. Keidisiplinan diri sendiri itu berimbas positif terhadap orang lain dalam hal ketepatan, efisiensi dan efektivitas kegiatan yang sedang dilakukan. Kedisiplinan itu meliputi keteguhan memegang prinsip, waktu dan kerja yang dilaksanakan.
9. Selalu optimis
Rasa optimisme yang dimiliki oleh seorang pemimpin dilatar belakangi oleh sebuah keyakinan bahwa seluruh persoalan yang mengemuka dihadapan setiap manusia. Sesulit apapun yang dihadapinya akan ada solusi yang terbaik, asalkan jalan keluar yang diupayakan itu betul-betul dengan semangat kesungguhan. Jika seorang pemimpin mempunyai tingkat kualitas keimanan yang mumpuni , berperilaku (akhlakul-karimah). Karenan dari pemimpin yang demikian ini akan muncul pesona jiwa yang memancar dari kepribadian yang mulia.