Islam telah memperingatkan agar umatnya jangan sampai ada yang
menganggur karena pengagguran merupakan salah satu hal yang bisa menyebabkan
kemiskinan, karena ditakutkan dengan kemiskinan tersebut seseorang akan berbuat
apa saja termasuk yang merugikan orang lain demi terpenuhinya kebutuhan
pribadinya, ada sebuah hadist yang mengatakan “ kemiskinan akan mendekatkan
kepada kekufuran.
Namun kenyataannya, di negara – negara yang mayoritas berpenduduk muslim
tak terkecuali Indonesia tingkat pengaggurannya relatif tinggi. Meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang buruknya pengangguran, baik bagi individu, masyarakat ataupun negara, akan meningkatkan
motivasi untuk bekerja lebih serius.
Walaupun Allah telah berjanji akan menaggung rizqi kita semua, namun hal
itu bukan berarti tanpa ada persyaratan yang perlu untuk dipenuhi. Syarat yang
paling utama adalah kita harus berusaha untuk mencari rizqi yang dijanjikan
itu, karena Allah SWT telah menciptakan “sistem” yaitu siapa yang bekerja maka dialah yang
akan mendapatkan rizqi dan barang siapa yang berpangku tangan maka dia akan kehilangan rizqi.Artinya, ada
suatu proses yang harus dilalui untuk mendapatkan rizqi tersebut.
Oleh karena itu semua potensi yang ada harus dapat dimanfaatkan untuk
mencari, menciptakan dan menekuni pekerjaan. Muhammad Al Bahi,
sebagaimana yang telah dikutip oleh
Mursi ( 1997:34) mengatakan bahwa ada tiga unsur penting untuk menciptakan
kehidupan yang positif dan produktif, yaitu:
a.
Mendayagunakan seluruh potensi yang telah dianugerahkan
oleh Allah kepada kita untuk bekerja, melaksanakan gagasan dan memproduksi.
b.
Bertawakal kepada Allah, berlindung dan memeinta
pertolongan kepada-Nya ketika melakukan suatu pekerjaan.
c.
Percaya kepada
Allah bahwa Dia mampu menolak bahaya, kesombingan dan kediktatoran yang
memasuki lapangan pekerjaan.
Bermalas-malasan atau menganggur akan memberikan dampak negatif langsung
kepada pelakunya serta akan mendatangkan dampak tidak langsung terhadap
perekonomian secara keseluruhan.
Dalam kaitannya dengan bidang pekerjaan yang harus dipilih, Islam mendorong
umatnya untuk berproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi dalm segala bentuk
seperti: pertanian, pengembalaan, berburu,industri , perdagangan dan lain-lain.
Islam tidak semata-mata hanya memerintahkan untuk bekerja tetapi harus bekerja
dengan lebih baik (insan), penuh ketekunan dan profesional.
Manusia dalam bekerja bukanlah suatu perkara yang sepele tetapi merupakan
suatu kewajiban agama yang harus dipatuhi oleh setiap muslim. “ Sesungguhnya
Allah mencintai jika seseorang melakukan
pekerjaan yang dilakukan secara itqan (profesional)” (HR.Baihaqi).
Menurut Qardhawi (2005:6-18) pengangguran dapat dibagi menjadi dua
kelompokkan, yaitu:
a.
Pengangguran jabariyah (terpaksa)
Suatu pengangguran dimana seseorang tidak mempunyai hak sedikitpun memilih
status ini dan terpaksa menerimanya. Pengangguran seperti ini umunya terjadi
karena seseorang tidak mempunyai keterampilan sedikitpun, yang sebenarnya bisa
dipelajari sejak kecil sebagai modal untuk masa depannnya atau seseorang telah
mempunyai suatu keterampilan tetapi keterampilan ini tidak berguna sedikitpun
karena adanya perubahan lingkungan dan perkembangan zaman.
b.
Pengangguran
khiyariyah
Seseorang yang memilih untuk
menganggur padahal dia pada dasarnya adalah orang yang mampu untuk bekerja,
namun pada kenyataanya dia memilih untuk berpangku tangan dan bermalas-malasan
hingga menjadi beban bagi orang lain. Dia memilih hancur dengan potensi yang
dimilki dibandingkan menggunakannya
untuk bekerja . Dia tidak pernah mengusahakan suatu pekerjaan dan mempunyai
pribadi yang lemah hingga menjadi “ sampah masyarakat”.
Adanya pembagian kedua kelompok ini mempunyai kaitan erat dengan solusi
yang menurut islam untuk mengatasi suatu pengangguran. Kelompok pengangguran
jabariyah perlu mendapatkan perhatian dari pemeintah agar mereka dapat bekerja.
Sebaliknya, Islam tidak mengalokasikan
dana dan bantuan untuk pengangguran khiyariyah karena pada prinsipnya
mereka memang tidak memerlukan bantuan karena pada dasarnya mereka mampu untuk
bekerja hanya saja mereka malas untuk memanfaatkan potensinya dan lebih memilih
menjadi beban bagi orang lain.
ADS HERE !!!