Oleh: Maskur Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama islam, ada juga yang mengartikan pesantren berasal dari istilah kata shastri. shastri dalam bahasa india berarti orang yang ahli kitab agama hindu, karna pada mula terbentuknya sebuah pesantren berawal dari pendidikan surau. sedangkan surau sebelum berubah menjadi tempat peribadatan dan kegiatan–kegitan umat islam yang lain, merupakan tempat peribadatan umat hindu. selaras dengan penyebaran agama islam dinusantara surau merupakan tempat sentral untuk memperdalam agama islam. satu surau biasanya diurus oleh tokoh agama setempat, mereka yang berasal dari tempat yang jauh atau disebrang pulau datang untuk mempelajari dan memperdalam agama islam,dan merekapun akan menetap dan membuat pondok-pondok disekitar surau, akhirnya terbentuklah sebuah pondok pesantren hingga sampai saat ini.
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua yang ada dinegara ini.Sebuah kultural pesantren yang sangat kental, mampu membawa pesantren melintasi kurun masa. Peran pesantren bermula dari abad keempat hijriyah, hingga sampai saat ini pun pesantren masih mampu eksis dilayar kaca pendidikan. Dengan kepemimpinan yang bercorak monarki pesantren mampu membentuk sosok santri yang tangguh, yang siap berperan dalam keadaan apapun. Namun tidak bisa dipungkiri banyak santri yang tidak mampu berperan sebagai santri.
Satu lembaga pesantren dipimpin langsung oleh seorang kiyai. Maka, berjalannya sebuah lembaga pesantren sangat bergantung pada kiyai tersebut, dan Kiyai merupakan tempat perkhidmatan para santri. seorang santri akan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh kiyainya, sekalipun perintah tersebut tidak terjangkau oleh akal seorang santri, walaupun nyawa taruhannnya. Bermodalkan keyakinan yang tertancap didalam hati seorang santri pada teori khidmah,mereka yakin akan memperoleh kesuksesan yang kekal.
وأََدَبٌ الخِدمةِ الفناءُ عن رُؤيتِهَا مع المبالغة فيها
برؤية مجريها (الفتوحات المكية ج 3 ص 212
وأما خدمة الأدون من هو أعلى منه فبأمتثال أوامره ونواهيه والوقوف عند
مراسمه وحدوده والمبادرة إلى محابه والمسارعة إلى مراضيه ومراقبة أشاراته وموافقة أغراضه هذا قسم أدب الخدمة (الفتوحات المكية ج 4 ص 165
Dari kutipan diatas bisa dipahami, untuk menerima khidmah kita harus menyampingkan logika kita. Sedangakan untuk melakukan khidmah baik berupa perintah, penetapan, peraturan, dan lain-lain yang menyangkut khidmah seorang santri pada kiyai harus bersungguh-sunguh untuk memahami alur khidmah tersebut.
Akhir-akhir ini, banyak kejadian yang begitu menyedihkan. Dimana seorang santri tak lagi memahami rumus-rumus pesantren. Seorang santri berani menepis bahkan menentang perintah kiyainya,dengan menggunakan kepintaran dan kecerdasannya, ia sepakkan dengan rasa congkak dalam dadanya, sedangkan mereka tidak sadar akan rantai setan yang membelenggu bahkan menyeretnya kepanas api dunia dan kelak,naudzubillah... tidak ingatkah kita pada terdahulu kita, hanya dengan tunduk dan patuh pada kiyai, yang bodoh bisa menjadi pintar, yang tidak mempunyai skill sekalipun, ketika pulang ke kampung halamannya, ia mampu menebarkan manfaat dikalangan masyarakatnya. Banyak pula yang pintar menjadi orang yang tak berguna bahkan merusak nilai-nilai santri maupun agama,karna ketidak patuhannya terhadap kiyainya. Mengertilah kawan, sepanjang sejarah pesantren perintah kiyai banyak yang tak masuk akal, jangan kita hilangkan teori khidmah dalam kehidupan santri.
Penulis adalah santri asal Sui-Pinyuh Pontianak