Tentang Imam Mahdi yang dimasyhurkan akan lahir dekat hari kiamat, banyak sekali pendapat yang saling bertentangan. Ada yang percaya dan ada yang tidak. Golongan yang percaya mengatakan bahwa menurut riwayatnya yang masyhur, nama Imam Mahdi itu ialah Muhammad Bin Abdullah. Dalam berbagai hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan sosok Imam Al-Mahdi yang berasal dari keturunannya. “Bila tidak tersisa dari dunia kecuali satu hari –Za’idah (salah seorang rawi) mengatakan dalam haditsnya- tentu Allah akan panjangkan hari tersebut, sehingga Allah utus padanya seorang lelaki dariku –atau dari keluargaku-. Namanya sesuai dengan namaku dan nama ayahnya seperti nama ayahku. Ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi dengan kedzaliman dan keculasan.” (Hasan Shahih, HR. Abu Dawud). Golongan syiah mengatakan nama Imam Mahdi itu Muhammad Bin Hasan Al-Askari. Menurut kaum syiah Muhammad Bin Hasan itu telah masuk ke dalam lubang terowongan dalam pekarangan bapaknya dalam kota sirrumanraa yang sekarang disebut samira pada tahun 265 H sewaktu dia masih berumur 9 tahun.
Menurut keterangan yang lain, Imam Mahdi itu adalah keturunan fatimah puteri Rasulullah dari pihak hasan. Dan pendapat yang lain imam mahdi itu keturunan Abbas paman nabi. Namun menurut ibnu kholdun, semua hadist yang menceritakan tentang imam mahdi adalah lemah dan tidak bisa di percaya. Akhirnya ibnu kholdun menyatakan : “sesungguhnya Allah s.w.t., memiliki beberapa sunnah yang berlaku pada setiap bangsa dan peradaban yang berlangsung terus-menerus pada setiap zaman dan tempat, sebagaimana tercantum dalam al-Quran dan kitab samawi terdahulu”.
Sunnatullah yang berlaku dalam kehidupan fana’ ini diantaranya adalah negara manapun tidak akan tegak tanpa adanya nasionalisme dan sesungguhnya bangsa asing (barat) telah menghancurkan semangat kebangsaan yang dimiliki keturunan Rasulullah dan umat islam. umumnya kaum muslimin memiliki keyakinan akan lahirnya imam mahdi. Namun keyakinan ini seringkali diliputi rasa ke khawatiran dan keraguan setelah melihat relitas kehidupan berbangsa dan berbegara yang semakin memprihatinkan. Sebagian kaum muslimin menganggap bahwa munculnya imam mahdi akan menyalahi sunnatillah atau mengganti dengan sunnah yang lain. Anggapan yang demikian ini sebenarnya bertentangan dengan firman Allah dalam al-Quran surah Al-Fatir ayat 43,
artinya : “karena kesombongan (mereka) dimuka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Karena yang jahat itu tidak hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyallah menunggu (berlakunya) ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu”.
Kepemimpinan imam mahdi di muka bumi
Selama masa kepemimpinan Imam Mahdi, maka kaum muslimin akan hidup bertabur nikmat dan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kedatangan Imam Mahdi pada dasarnya akan mempersatukan kaum muslimin yang terpecah dan berkelompok-kelompok. Dan setelah mampu mempersatukan kaum muslimin maka imam Al-Mahdi menegakan negara Islam dalam satu bendera. Imam Mahdi didalam kalangan penganut Syiah di yakini dengan Imam yang kedua belas. Imam Mahdi sejatinya telah turun di tahun 356 H namun kaum syiah percaya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menyembunyikan Imam Mahdi secara ghaib dan akan memunculkannya pada saatnya nanti.
Jihad Al-Mahdi dan Pasukannya
Imam Mahdi akan mengibarkan panji-panji jihad fi sabilillah, dan memerdekakan negeri-negeri Islam yang dikuasai oleh kaum kafir. Imam mahdi akan memimpin berbagai peperangan, yang dimulai dari jazirah Arab, kemudian berlanjut ke negeri Persia, dan negeri Rum. Allah memberinya kemenangan. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berpesan
Artinya: “Ketika kalian melihatnya (Imam Mahdi) maka ber-bai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak diatas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR. Ibnu Majah)
Al-Mahdi didukung oleh ‘Thaiyfah Mansyurah’ mereka adalah pasukan Islam yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana generasi awal umat Islam. Pasukan pembela Al-Mahdi ini disebut ‘Ashabu Rayati Sud’mereka memegang panji-panji hitam seperti bendera hitam yang dibawa oleh pasukan Rasulullah. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Akan keluar suatu kaum dari arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al-Mahdi,” dalam hadits lain disebutkan dari Khurasan “Akan keluar beberapa bendera hitam tak sesuatupun bisa menahannya sampai akhirnya bendera-bendera itu di tegakkan di Baitul Maqdis.”