Jenggot memang dan hanya tumbuh bagi kaum lelaki saja dan
jarang sekali atau bahkan tidak ada sama sekali wanita di dunia ini yang
berjenggot. Tetapi, tidak menutup kemungkinan kalau wanita juga ada wanita yang
berjenggot sebagaimana kaum laki-laki. Mungkin masalah semacam ini telah banyak
dibahas oleh orang orang yang ingin tau alasan tentang perbedaan tersebut. Hanya
saja, saya masih penasaran kenapa pria berjenggot dan tumbuh dengan lebatnya.
Sementara wanita tidak. Kalaupun ada wanita yang berjenggot atau berkumis itu
sangat tipis sekali.
Kalau setiap rambut atau bulu yang tumbuh pada mamalia
memiliki kegunaan, maka sudah bisa dipastikan kegunaannya antara mamalia yang
satu dengan yang lainnya tidak akan sama. Lalu, bagaimanakah dengan manusia?
Sejak dalam masa kandungan, sebuah janin memang sudah
ditumbuhi bulu-bulu halus, baik laki-laki ataupun wanita. Namun begitu si bayi
lahir, maka lama-kelamaan bulu-bulu halus yang melekat itu berubah menjadi
rambut-rambut yang cukup tipis. Sedangkan puncak terjadinya perbedaan itu sejak
seorang anak menginjak usia pubertas. Maka pertumbuhan rambut antara laki laki
dan wanita sudah mulai berbeda. Hal itu disebabkan karena kelenjar seksual.
Hormon seks laki-laki bekerja sedemikian rupa sehingga memicu tumbuhnya
janggut, kumis dan tumbuhnya bulu-bulu lain ditubuh.
Sedangkan tindakan hormon seks seorang wanita malah justru
sebaliknya. Walaupun laki-laki dan wanita sama-sama memiliki kelenjar seks.
Hanya saja, arahnya yang berbeda. Sehingga menyebabkan wanita tidak tumbuh
janggut dan juga hormon seks pada wanita itu mencegah tumbuhnya bulu-bulu
seperti jenggot, kumis dan bulu-bulu yang lainnya.
Untuk menjelaskan mengapa hal yang sedemikian itu bisa
terjadi, mungkin kita harus kembali melihat sejarah awal manusia. Sewaktu-waktu
jenggot adalah sebagai pembeda antara pria dan wanita, memberi kesan kekuatan
dan keparkasaan pada pria dan daya tarik bagi wanita.
Maha suci Allah atas perbedaan yang penuh hikmah yang
terkandung didalamnya....